KELAINAN KAKI PADA BUAH HATI

copas m.kawasan.

Prevalensi kelainan kaki pada anak tengah meningkat, seperti terlihat dari bertambahnya kunjungan orangtua ke klinik-klinik rehabilitasi medik. Kenali berbagai kelainan kaki pada anak agar bisa diterapi sedini mungkin.

Kelahiran Farrel sebagai anak pertama begitu dinantikan kedua orangtuanya. Sayang kebahagiaan mereka tak berlangsung lama karena saat Farrell berumur beberapa bulan, dokter memvonisnya dengan kelainan kaki. Kedua orangtuanya segera membawa Farrell ke klinik rehabilitasi medik untuk menjalani terapi. Harapan besar muncul mengingat di usia balita, kemungkinan untuk pulih masih cukup tinggi.
Tak hanya Farrell yang mengalami hal ini, karena prevalensi kelainan kaki pada anak tengah meningkat. Ini terlihat dari bertambahnya kunjungan orangtua ke klinik-klinik rehabilitasi medik untuk memeriksakan kaki anak mereka, seperti ditemukan oleh Dr.Ferial hadipoetro Idris,Sp.KFR(K),M,Kes, staf pengajar fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta, yang pernah melakukan penelitian tentang kelainan kaki.

Banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan kaki kita selaku penumpu dari seluruh tubuh, diantaranya tekanan yang berasal dari berat badan.
Selain bawaan lahir, trauma derajat kelainan kaki bervariasi, dari ringan sampai patah, deformitas pada tungkai, kelainan diatas pergelangan kaki, lutut, panggul, juga berat badan, lanjut pendiri dan ketua Pusat studi informasi dan kecacatan indonesia ini.

Penjelasan senada disampaikan oleh Dr.Meidy H.Triangto, Sp.KFR,dan Kid's Food Rehabilitation Center, RS.Mitra Keluarga Kelapa Gading.
Penyebab kelainan kaki pada anak berasal dari faktor internal dan eksternal. Faktor internal antara lain genetika dan sempitnya posisi janin dalam rahim, misalnya pada anak kembar. Sementara faktor eksternal dipengaruhi oleh cara anak duduk, digendong, dan tidur sehingga pertumbuhan kaki menjadi salah. Anak yang sering jatuh atau memiliki kebiasaan berjalan jinjit juga memiliki resiko. Seharusnya  setelah 2 tahun anak tidak boleh berjinjit lagi.

Kelainan kaki paling banyak pada anak adalah tapak leper atau pes planus. Dikenal juga sebagai kaki rata, kelainan yang satu ini terjadi ketika lengkungan yang normalnya berada dibagian tengah atau medial kaki tidak terjadi. Hati-hati, data statistik menunjukkan bahwa ada 70 % tapak leper sejak lahir yang masih belum beres.
Pada tapak leper tingkat berat, derajat lengkungan hanya 1,9 % atau nyaris rata.Pada tingkat sedang, derajat lengkungan adalah 16,2%. Sementara itu, untuk tapak leper ringan, derajatnya sebesar 77,5 %.
Untuk tapak leper derajat ringan, kondisi ini akan menurun secara bermakna seiring pertambahan usia karena struktur kaki akan berubah dan lemak kaki akan menghilang sebagian.
Hal serupa dikemukakan oleh Dr.Meidy,"Umumnya, kelainan kaki pada anak berwujud tapak leper, kelainan bentuk, dan congenital talipes equino varus (CTEV), dimana kaki bagian depan bengkok ke dalam. Ada pula kelainan lutut bentuk X dan O, serta kelainan dalam cara berjalan".
Biasanya satu kelainan didampingi kelainan lain, karena tulang-tulang kita saling menyambung. Hanya saja, mana yang lebih dominan, itulah yang akann menjadi keluhan utama.
Pertumbuhan kaki tidak bisa dilepaskan dari pertumbuhan tungkai dan bentuk panggul, yang tampak berbeda pada pria dan wanita. Jika wanita cenderung ke arah X, maka pria ke arah O.
Berat badan manusia yang normal disalurkan dari kepala dan tulang belakang ke panggul depan, panggul lateral lutut, lalu lateral pergelangan kaki. Tapi pada kondisi yang tidak normal seperti kelainan kaki, beban ini dipindahkan ke bagian tengah kaki sehingga tidak fisiologis lagi. Apalagi kalau lututnya sudah berbentuk X, maka badan dan panggulnya tambah besar.

Bicara kelainan kaki tak lepas dari sepatu khusus rehabilitasi yang digunakan sebagai salah satu alat terapi koreksi kelainan kaki. Boleh saja pakai sepatu rehabilitasi yang dijual bebas, tapi anda harus tahu seberapa besar sepatu tersebut mendukung perkembangan kaki.
Kecuali pada kasus tertentu sangat khusus sepatu rehabilitasi harus digunakan selama 23 jam dan hanya dilepas saat mandi, karena tulang tetap tumbuh bahkan ketika kita tidur.
Selain sepatu rehabilitasi yang sudah ditentukan jenis dan ukurannya sesuai kondisi dan kebutuhan terapi, yang tidak kalah penting adalah memilih jenis sepatu yang tepat bagi anak.
Memilih sepatu sejatinya adalah memilih konfigurasi. Tidak mungkin memilih sepatu tanpa memperhatikan perkembangan kaki. Mengapa? Sepatu tidak bisa dilepaskan dari struktur tubuh diatasnya karena fungsi kaki adalah penyangga. Panjang, lebar, tinggi sepatu harus mumpuni terhadap konfigurasi seluruh tubuh.
Lebih jauh pilihlah sepatu dengan sol yang memiliki penyangga lengkungan di bagian telapak kaki. " Kelainan apapun pada kaki anak, prinsip umumnya adalah memposisikan kaki senetral mungkin layaknya orang dewaikan n=sa. Jadi dalam memilih sepatu, anda harus memperhatikan bentuk kaki maupun bentuk sepatunya.

Karena bentuk kaki khas sekali pada setiap orang, pilihlah jenis sepatu yang bisa diatur penyesuaian ikatannya dengan kondisi kaki, baik dengan tali ataupun perekat lain.
Sepatu yang tidak memiliki penyangga lengkungan dan penyangga pergelangan kaki sehingga tulang tumit tidak ditahan pada posisi tegak akan tergolong bermasalah, karena itu, jangan hanya melihat aspek berat-ringannya, apalagi modelnya yang cantik.
Penggunaan sepatu harus disesuaikan dengan usia dan tumbuh kembang anak. Jika anak mulai merangkak, dianjurkan untuk mulai memakai sepatu supaya merangkaknya lurus.
Saat mulai berjalan bagian tumitnya yang harus dipegang dengan menggunakan sepatu-sepatu olahraga. Catat, tidak boleh memberikan sepatu hak tinggi pada si kecil karena hal ini akan memengaruhi pertumbuhan kakinya yang masih mencari titik sempurna.

Kedua pakar ini dengan tegas mengingatkan bahwa kelainan bentuk kaki harus diterapi sedini mungkin. Kalau dibiarkan, kondisinya akan lebih buruhk. Mengapa? Kaki kita adalah fondasi yang akan memengaruhi pertumbuhan organ diatasnya, dari pinggul hingga tulang belakang. 
Bahkan, kondisi kaki bisa memengaruhi tinggi dan postur tubuh.

Idealnya, terapi dilakukan sebelum anak menginjak usia 6 tahun. Diatas usia tersebut, kelainan kaki lebih sulit diterapi, karena rotasi lutut anak mulai berkurang. Meski demikian, tetapi tetap bisa dilanjutkan selama anak berada dalam masa pertumbuhan.
Unuk terapi, dibutuhkan waktu sekitar 7-8 bulan, dan minimal setelah 2-3 tahun baru bisa terlihat hasilnya. Dalam hal ini,harus ada kerja sama antara pasien dan orangtua, terutama dalam menggunakan sepatu rehabilitasi.
Jika kelainan kaki tidak segera dikoreksi, saat harus bekerja yang banyak menggunakan posisi berdiri, dia akan cepat lelah. Yang tidak ada kelainan saja berdiri lama tetap pegal, apalagi yang punya kelainan.
Andaikan anak bercita-cita masuk TNI, sudah gugur dia. Jadi jangan abaikan kelainan bentuk kaki. Meski posisinya dibawah dan tidak terlihat menonjol, tapi bisa sampai mengubah cita-cita seseorang.